Hey, malam!
Saya ingin cepat kau berakhir.
Dan pagi, lekaslah datang dengan semangat.
Jika saya terlalu lama di larut ini, saya akan bertindak.
Reaktif dan impulsif.
Hey, waktu!
Kau memperlambat pekerjaanku.
Hayo! sudah saatnya saya bersahaja dan lepas.
Jika saya terus menunggumu, dengan senantiasa kau mempermainkanku.
Terkunci dan tertahan.
Hey, Anda!
Ya, Anda yang ada di ujung sana. Tunggu saya!
Malam dan waktu masih sibuk bercerita.
Saya tak akan lama, bertahanlah dan bertumpulah.
Mereka hanya sedang mengulur-ulur alur.
Tersedak dan dangkal.
-Happy evening!
Friday, 8 April 2011
Thursday, 7 April 2011
Hentak Serentak
Duduk. Sunyi dan senyap dari percakapan.
Kaki kiri bergoyang-goyang tak mau diam, saya mengeluh.
Di belakang dinding tebal ini, suara mengelu-elu dari mesin lift yang mengudara.
Terdengar meronta mengisi seluruh ruangan kosong di tangga beton ini.
Ah, kembali saya menikmati diri.
Basuh. Pikiran saya melayang tinggi, saya merintih.
Bukan lantas merendahkan kualitas diri.
Malah, saya berdiri, lebih tegap dari biasa.
Tubuh saya menopang tegak kaki yang lemas.
Tapi tak sadar, terlelap.
Terhempas dari ego hati yang kalap.
Ah, saya yang melahap.
Lengang. Tak apa jika segan, kemudian Anda melenggang.
Saya tak keberatan.
Paling tidak saya berkesan dan berpesan.
Meski Anda menjauh, saya banyak belajar.
Meski terharu, saya berulang kali tersadar.
Sungguh berharga memori itu, sehingga tak ada lagi alasan berpilu.
Untuk apa beralasan?
Ah, saya lalu terus berliku.
Happy evening!
Kaki kiri bergoyang-goyang tak mau diam, saya mengeluh.
Di belakang dinding tebal ini, suara mengelu-elu dari mesin lift yang mengudara.
Terdengar meronta mengisi seluruh ruangan kosong di tangga beton ini.
Ah, kembali saya menikmati diri.
Basuh. Pikiran saya melayang tinggi, saya merintih.
Bukan lantas merendahkan kualitas diri.
Malah, saya berdiri, lebih tegap dari biasa.
Tubuh saya menopang tegak kaki yang lemas.
Tapi tak sadar, terlelap.
Terhempas dari ego hati yang kalap.
Ah, saya yang melahap.
Lengang. Tak apa jika segan, kemudian Anda melenggang.
Saya tak keberatan.
Paling tidak saya berkesan dan berpesan.
Meski Anda menjauh, saya banyak belajar.
Meski terharu, saya berulang kali tersadar.
Sungguh berharga memori itu, sehingga tak ada lagi alasan berpilu.
Untuk apa beralasan?
Ah, saya lalu terus berliku.
Happy evening!
Subscribe to:
Posts (Atom)