illustration by blogs.discovermagazine
Sejak "pergerakan perempuan" bergolak dan bermunculan pada 1700-an di Eropa - which the founding mother of Feminism - sikap 'kolosal' ini terus berlari dan mengejar pembaharuan. Semakin menguat. Selanjutnya, menjelang abad 19 feminisme lahir menjadi gerakan yang cukup mendapatkan perhatian dari para perempuan kulit putih di Eropa.
Perempuan di negara-negara penjajah Eropa memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai "keterikatan" (perempuan) universal yang hingga kini dikenal dengan istilah "universal sisterhood". And we should stick with it. Ini merupakan satu dari prinsip-prinsip dasar "kebersamaan perempuan" bahwa kita (perempuan) baiknya saling "mendukung" dan berpegangan. Sehingga, (seharusnya) tak ada lagi alasan untuk saling curiga dan menyimpan rasa (takut) akan tersaingi atau terbebani antar kita. Landed your feet, back to the roots. Bawa kembali jiwa keterikatan dan bahu-membahu untuk saling berbagi. Agar "tali" itu tetap begitu adanya. Biarkan semakin panjang dan terus bersimpul. Jangan putuskan dengan prasangka. Woman should hands in hands. One soul, one emotion.
-Happy April, Ladies!
No comments:
Post a Comment